Showing posts with label MAHASISWA FMIPA. Show all posts
Showing posts with label MAHASISWA FMIPA. Show all posts

Saturday, September 17, 2016

MAHASISWA MIPA UNG MENOLAK BIAYA RAMAH TAMAH

Sumber: fb. Fakultas MIPA
Jalan Andalas, samping kantor Dewan Perwakilan Rakyat kota Gorontalo, di sinilah Grand Palace Convention Centre berdiri megah. Pintunya terbuat dari kaca tebal tak berwarna, di depannya ada air tergenang. Jenuhan titik air dari mendung awan baru saja mengguyur 30 Agustus 2016. Tempat ini termasuk gedung baru di kota yang merdeka 23 januari 1942. Gedung-gedung di sisi kiri dan kanan berjejar mengikuti jalan. Tempat ini dulunya adalah sawah. Termasuk gedung yang sebentar malam akan kami gunakan dalam acara ramah tamah wisudawan (wati).Tersiar kabar, jurusan Matematika dan Biologi tarik diri dari kegiatan yang diselenggarakan Fakultas MIPA UNG ini. Mahalnya biaya ramah tamah itulah alasannya. Dalam gedung, telah duduk rapih dari kiri ke kanan: Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, dan tentu Geografi terakhir lagi. Kehadiran kedua jurusan, menyangkal isu tersebut.

Monday, August 22, 2016

BIAYA RAMAH TAMAH FAKULTAS MENCEKIK

Sumber: google

Beberapa waktu lalu, hampir disetiap sudut ruang fakultas yang 4 jurusannya telah terakreditas A, tertempel selembar tulisan fenomenal berjudul “Lucunya Fakultas MIPA”. Tulisan tersebut membeberkan besaran biaya yang harus dikeluarkan untuk acara Ramah Tamah Wisudawan. Penulisnya mungkin beranggapan biaya tersebut merupakan “lelucon” berefek duka dalam tawa. Menjelang siang, lembar pemberontakan itu dilepas oleh staf karena dianggap menodai kesucian penguasa.

Thursday, May 26, 2016

T.E.R.T.I.P.U.



Sejak tercipta, yang dituntut dari manusia hingga kini adalah berpikir. Sumantri[1] mengartikan berpikir sebagai kegiatan untuk menemukan kebenaran. Dosen sebagai seorang tenaga profesional dan seorang ilmuwan,[2] mendidik mahasiswanya untuk senantiasa menemukan kebenaran-kebenaran itu. Tidak hanya dalam pikiran, kebenaran haruslah terpatri dalam tindakan baik dari penganjur kebenaran (dosen) maupun dari penerima anjuran kebenaran. Seperti seorang ayah yang melarang anaknya merokok, maka sang ayah hendaklah bukan seorang perokok.