Tuesday, June 17, 2014

“MIPA SATU” SLOGAN ataukah KENYATAAN

Fakultas Metematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dalam menghadapi panggung politik PILPRES BEM, dianggap tidak lagi memilki peran dan sumbangsi yang berarti. Beberapa tahun terakhir ini saja, MIPA tidak mampu melahirkan kader yang dapat memangku jabatan tertinggi dalam tataran dunia keorganisasian mahasiswa tersebut. Namun, jika hari ini ada mahasiswa dari fakultas MIPA yang memilki integritas, kualitas, dan kapasitas untuk bertarung pada pemilihan presiden BEM, mengapa tidak untuk didukung

Itulah tanggapan beberapa mahasiswa dalam konvensi yang dilaksanakan pada hari sabtu, 30 November 2013, yang seharusnya dimulai pada jam 15.30 tapi dilaksanakan pada jam 16.30 WITA.

Konvensi yang sempat tertunda sekitar 60 menit karena disebabkan oleh berpindahnya tempat konvensi dan kehadiran mahasiswa yang lambat, belum juga melahirkan beberapa kejelasan mengenai kelayakan kader Fakultas MIPA dalam panggung politik PILPRES di UNG ini.

Setelah berlangsung sekitar 45 menit, opini mahasiswa mengenai kelayakan MIPA dalam PILPRES BEM sempat berubah menjadi perdebatan. Betapa tidak, jika tadi ada mahasiswa yang optimis bahwa MIPA mampu untuk bertarung, maka kali ini sebaliknya, MIPA dianggap belum mampu untuk bertarung dan berjuang dalam tataran tinggi tersebut, karena dalam tataran fakultas saja, mahasiswa MIPA tidaklah memilki rasa kebersamaan. Ketika senat melakukan rapat, pengurus yang hadir bisa dihitung dengan jari.

Konvensi saat ini pun demikian, mahasiswa yang hadir tidaklah sesuai dengan apa yang diharapkan. Ada dimana mahasiswa MIPA ketika dibutuhkan? Bagaimana MIPA mau menang dalam pertarungan, jika mahasiswanya saja tidak memilki rasa kebersatuan seperti slogan yang sering didengung-dengukan dengan bangga pada saat ospek “MIPA SATU, SATU MIPA”.

Konvensi yang diselenggarakan oleh Senat Mahasiswa FMIPA ini, pada akhirnya ditunda dan akan dilangsungkan kembali pada hari selasa, 3 Desember 2013.



No comments :